Archive for Juli, 2010

Marine seismic, part-1 -Navigasi (marine) = TOPO (land)-

Navigasi adalah penentuan posisi dan arah perjalanan baik di medan sebenarnya atau di peta, dan oleh sebab itulah pengetahuan tentang kompas dan peta serta teknik penggunaannya haruslah dimiliki dan dipahami. Sebelum kompas ditemukan, navigasi dilakukan dengan melihat posisi benda-benda langit seperti matahari dan bintang-bintang di langit, yang tentunya bermasalah kalau langit sedang mendung. (http://id.wikipedia.org/wiki/Navigasi) Sedangkan orang yang melakukannya atau mengerjakan biasanya disebut Navigator, dengan basic ilmu Teknik Geodesi.

Semua yang ditulis ini berdasarkan pengalaman ane ketikan bertugas di Party A3.314 PHE-ONWJ 2D High Resolution Seismic Survey. Semula kaget juga nih, ane yang orang darat (seimic line) kok ditugaskan ke marine, mungkin karena orang marine butuh seorang Navigator atau mungkin “kekurang” cakapan ane untuk bertugas di land, hehehehe…. Tapi secara pribadi, ini merupakan sebuat tugas yang sangat menantang sekali, sebuah pengalam yang sangat berharga untuk belajar hal yang baru. Sekali lagi, semua ini pasti ada hikmahnya dan membuat ane BANGGA karena ane menjadi salah satu bagian dari sejarah, survey marine seismic yang dilakukan oleh kru Indonesia 100%, bule dilarang masuk.

Back to topic, tugas seorang Geodetic yang biasa saya emban adalah sebagai chief topography yang bertugas menyediakan sebuah lintasan yang sudah direncakan, kemudian ditempatkan di area survey. Tantangannya adalah, lintasan yang berupa koordinat-koordinat tersebut merupakan maya/khayal, hanya berada di atas kertas maupun di monitor komputer, so bagaimana semua rencana tersebut ditempatkan di atas tanah/bumi secara real. Dengan menggunakan hitungan-hitungan tertentu yang berbasis keilmuan Geodesi serta menggunakan alat-alat ukur seperti GPS, Total Station, Kompas sampai dengan meteran dan pendukung yang lainnya, prosesnya diawalai dengan orientasi, pengamatan GPS, pengukuran Total Station, QS dan pemrosesan data, akhirnya semua tugas tersebut dapat dilakukan.

Bagaimana dengan Navigasi (= topo di land) yang dilakukan di laut, yang tidak bisa dilakukan pemasangan BM maupun pengukuran menggunakan Total station. Sabar….. jangan pesimis dulu, semua prinsip pekerjaan Navigator tidak jauh berbeda dengan pekerjaan chief TOPO di darat kok, perbedaan hanya alat dan software saja yang digunakan tetapi prinsip tentap tidak jauh dengan keilmuan Geodesi, bahkan secara pribadi pekerjaan Navigator itu “lebih santai”. Yang sangat berat adalah penggabungan semua sistem dari bagian-bagian survey marine sesimic.

Alat yang digunakan pada navigasi adalah GPS (global positioning system), biar gaya nih ane kasih pengertian GPS dalam bahasa inggris yang ane ambil dari http://www8.garmin.com/aboutGPS/The Global Positioning System (GPS) is a satellite-based navigation system made up of a network of 24 satellites placed into orbit by the U.S. Department of Defense. GPS was originally intended for military applications, but in the 1980s, the government made the system available for civilian use. GPS works in any weather conditions, anywhere in the world, 24 hours a day. There are no subscription fees or setup charges to use GPS.

Jadi, semua sistem navigasi yang berada di kapal (vessel) menggunakan GPS. GPS tersebut digunakan untuk memandu arah pergerakan kapal, menentukan lintasan-lintasan, menentukan shotpoint dan receivernya, menentukan waktu penembakan (di marine, navigator yang melakukan proses penembakan). Dengan berbagai jenis GPS, software (triggerfish) dan bantuan alat lainnya seperti echounder makan navigasi akan bisa berjalan secara maksimal untuk melakukan kegiatan survey seismik di laut.

Mungkin ini sedikita introduction untuk Navigasi di Marine Seismic, semoga part-part selanjutnya segera bisa ditulis. Masukan dan koreksi tentu akan sangat membantu untuk melengkapi tulisan yang masih jauh dari kesempurnaan ini.

Comments (7) »

Tiket Kereta Api

Kereta api merupakan salah satu moda angkutan yang sangat diperlukan oleh masyarakat karena harganya yang relatif terjangkau bagi kalangan menengah kebawah, kecuali kereta eksekutif yang harganya tidak bisa dijangkau oleh masyarakat menengah kebawah, bahkan harga tiket kereta eksekutif kadang lebih mahal dibandingkan dengan tiket pesawat.

Bagaimana sih pelayanan dari PT. Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai pengelola TUNGGAL perkerta apian di indonesia?Pengamatan ane sih, sangat kecil sekali perubahan yang dilakukan untuk “men-service” penumpangnya. Contoh mudahnya, coba silahkan cek di http://www.kereta-api.co.id/ yang merupakan situs resmi dari instasi tersebut. Untuk sekedar pengecekan tiket dan jurusan beserta harganya saja susah sekali untuk melakukannya bahkan sering sekali situs tersebut down, belum juga dengan fasilitas-fasilitas yang ada di dalam kereta. Tetapi untuk yang satu ini, mungkin sudah ada perbaikan yang lumayan walaupun tentunya sangat minim sekali bila dibandingkan dengan kenaikan harga khusunya di kelas Eksekutif. Perbaikan yang dilakukan di bidang per-tiketan juga masih jalan ditempat, khusunya mengenain manajemen penyaluran tiketnya, mungkin hanya tiket eksekutif yang sudah bisa diakses dan dibayar melalui ATM dengan terlebih dahulu memesannya melalui call-center. Tetapi semua itu tidak akan berlaku apabila musim liburan tiba ataupun hari-hari besar/libur, pasti tiket-tiket tersebut akan “raib” entah kemana, dan anehnya…. dengan meminta pertolongan pegawai PT. KAI (ma’af, baca = calo) kadang-kadang kita masih bisa mendapatkannya. Ini terjadi ketika orang tua penulis akan melakukan perjalanan dari Madiun ke Jakarta, ketika salah satu keluarga memesan tiket, katanya tiket sudah habis tetapi ketika meminta pertolongan salah satu rekan saudara…. eehh, alhamdulillah dapat juga tiket tersebut, bahkan bisa memesan PP (Pulang-Pergi).

Bagaimana yang cara meningkatkan mutu dan kualitas PT. KAI ? Mungkin salah satu cara yang harus dilakukan adalah memberikan kelonggaran peraturan tentang “monopoli” yang diberikan pemerintah kepada PT. KAI tersebut. Memunculkan perusahaan-perusahaan swasta dibidang perkeretaapian pasti akan memberikan persaingan yang sehat dan meningkatkan kualitas pelayanan terhadap penggunanya. Ini sudah terbukti dibidang telekomunikasi, sekarang masyarakat menengah ke bawah-pun sudah memegah alat komunikasi untuk mempermudah komunikasi denga rekan dan keluarga. Semoga regulasi ini juga diterapkan di bidang KELISTRIKAN yang saat ini sedang melakukan kenaikan tarif-nya. Dengan adanya perusahaan swasta ini juga diharapkan berkurangnya kecelakaan dibidang trasnportasi khusunya kereta api, semoga kecelakaan kereta LOGAWA di daerah Madiun menjadi kecelakaan terakhir, AMIN…..

Comments (1) »