Navigasi adalah penentuan posisi dan arah perjalanan baik di medan sebenarnya atau di peta, dan oleh sebab itulah pengetahuan tentang kompas dan peta serta teknik penggunaannya haruslah dimiliki dan dipahami. Sebelum kompas ditemukan, navigasi dilakukan dengan melihat posisi benda-benda langit seperti matahari dan bintang-bintang di langit, yang tentunya bermasalah kalau langit sedang mendung. (http://id.wikipedia.org/wiki/Navigasi) Sedangkan orang yang melakukannya atau mengerjakan biasanya disebut Navigator, dengan basic ilmu Teknik Geodesi.
Semua yang ditulis ini berdasarkan pengalaman ane ketikan bertugas di Party A3.314 PHE-ONWJ 2D High Resolution Seismic Survey. Semula kaget juga nih, ane yang orang darat (seimic line) kok ditugaskan ke marine, mungkin karena orang marine butuh seorang Navigator atau mungkin “kekurang” cakapan ane untuk bertugas di land, hehehehe…. Tapi secara pribadi, ini merupakan sebuat tugas yang sangat menantang sekali, sebuah pengalam yang sangat berharga untuk belajar hal yang baru. Sekali lagi, semua ini pasti ada hikmahnya dan membuat ane BANGGA karena ane menjadi salah satu bagian dari sejarah, survey marine seismic yang dilakukan oleh kru Indonesia 100%, bule dilarang masuk.
Back to topic, tugas seorang Geodetic yang biasa saya emban adalah sebagai chief topography yang bertugas menyediakan sebuah lintasan yang sudah direncakan, kemudian ditempatkan di area survey. Tantangannya adalah, lintasan yang berupa koordinat-koordinat tersebut merupakan maya/khayal, hanya berada di atas kertas maupun di monitor komputer, so bagaimana semua rencana tersebut ditempatkan di atas tanah/bumi secara real. Dengan menggunakan hitungan-hitungan tertentu yang berbasis keilmuan Geodesi serta menggunakan alat-alat ukur seperti GPS, Total Station, Kompas sampai dengan meteran dan pendukung yang lainnya, prosesnya diawalai dengan orientasi, pengamatan GPS, pengukuran Total Station, QS dan pemrosesan data, akhirnya semua tugas tersebut dapat dilakukan.
Bagaimana dengan Navigasi (= topo di land) yang dilakukan di laut, yang tidak bisa dilakukan pemasangan BM maupun pengukuran menggunakan Total station. Sabar….. jangan pesimis dulu, semua prinsip pekerjaan Navigator tidak jauh berbeda dengan pekerjaan chief TOPO di darat kok, perbedaan hanya alat dan software saja yang digunakan tetapi prinsip tentap tidak jauh dengan keilmuan Geodesi, bahkan secara pribadi pekerjaan Navigator itu “lebih santai”. Yang sangat berat adalah penggabungan semua sistem dari bagian-bagian survey marine sesimic.
Alat yang digunakan pada navigasi adalah GPS (global positioning system), biar gaya nih ane kasih pengertian GPS dalam bahasa inggris yang ane ambil dari http://www8.garmin.com/aboutGPS/, The Global Positioning System (GPS) is a satellite-based navigation system made up of a network of 24 satellites placed into orbit by the U.S. Department of Defense. GPS was originally intended for military applications, but in the 1980s, the government made the system available for civilian use. GPS works in any weather conditions, anywhere in the world, 24 hours a day. There are no subscription fees or setup charges to use GPS.
Jadi, semua sistem navigasi yang berada di kapal (vessel) menggunakan GPS. GPS tersebut digunakan untuk memandu arah pergerakan kapal, menentukan lintasan-lintasan, menentukan shotpoint dan receivernya, menentukan waktu penembakan (di marine, navigator yang melakukan proses penembakan). Dengan berbagai jenis GPS, software (triggerfish) dan bantuan alat lainnya seperti echounder makan navigasi akan bisa berjalan secara maksimal untuk melakukan kegiatan survey seismik di laut.
Mungkin ini sedikita introduction untuk Navigasi di Marine Seismic, semoga part-part selanjutnya segera bisa ditulis. Masukan dan koreksi tentu akan sangat membantu untuk melengkapi tulisan yang masih jauh dari kesempurnaan ini.